Kepada sesetengah orang, persoalan-persoalan yang kita bicarakan mungkin terlalu serius dan ... mungkin juga meresahkan. Mungkin. Sebagai selingan mari kita petik sebuah lelucon yang terdapat di dalam “Life The Malaysian Style!” oleh Peggy Tan Pek Tao, Pelanduk Publications, 2009.
“Once I heard this joke: A man asked his friend, “What kind of lady would you prefer to have as a wife?” His friend replied: “I would like my wife to be a lady in the living room, an economist in the kitchen and a witch in the bedroom.” Later his friend got married and the man asked “how is your wife?” He replied: “It turned out the other way around. She is a witch in the living room, a lady in the kitchen and an economist in the bedroom.” In fact this man indulged in extra-marital affair. His marriage was a mismatched and there were heated arguments between he and his wife. “A mistress is a woman between a master and a mattress, “he claimed.
This is a sexist joke and feminists may not like this joke…”
Untuk teman kita yang lebih selesa dengan versi Melayunya, inilah kira-kira versi bebasnya:
“Suatu ketika saya pernah mendengar lelucon ini: Seorang lelaki bertanya temannya, “ Wanita seperti apa yang mahu kau peristerikan?” Jawab temannya, “ Calon isteriku mestilah seorang wanita di kamar tamu, seorang ahli ekonomi di dapur dan seorang perempuan sihir di kamar tidur.” Sesudah temannya mendirikan rumah tangga, lelaki itu bertanya, “Bagaimanakah isterimu?” Temannya menjawab: “ Ia malah terbalik kuang: Isteriku ternyata seorang perempuan sihir di kamar tamu, seorang wanita di dapur dan seorang ahli ekonomi di kamar tidur. Dan perkahwinan temannya itu sememangnya tidak cocok@serasi. Mereka sering saja bergaduh, bertengkar. Lebih parah lagi temannya juga terlibat dalam hubungan di luar pernikahan. Dia mendakwa, “ Seseorang perempuan simpanan itu adalah perempuan yang berada di tengah-tengah tilam dan tuannya.”
Kata Peggy, ini lelucon yang sexist, jorok (?) dan para feminis mungkin tidak begitu menggemarinya.”
Terdapat banyak artikel lain yang cukup menarik di dalam Life The Malaysian Style! Membaca Peggy, saya teringat akan Adibah Amin. Di manakah pengarang tersohor ini kini?
2 comments:
Well done. Teruslah cerita lagi.
Terima kasih..
Kassim Muhamad
Post a Comment