Saturday, May 30, 2009

Api dan hawar


Dia menyebut musuhnya sebagai tukang nyala api perkauman. Jika dibiarkan para penyala api ini bakal membakar seluruh negara tercinta ini.

Kalau itu belum mencukupi, musuhnya juga digambarkan seperti hawar yang memusnahkan segala-galanya. (Saya teringat akan sejarah tragedi the potato blight di Ireland satu ketika dulu).

Katanya lagi, perangai lama memang sukar dimurnikan.(old habits die hard)

Begitulah rupa dan bentuk telatahnya seorang manusia yang pernah kita (?) pilih untuk memimpin negara ini untuk sekian lamanya.

Dan bukan satu kebetulan pula musuhnya kali ini, entah untuk kali yang ke berapa adalah para pencinta bahasa; ya, para pejuang bahasa ibunda.


Alahai, manusia.

p.s:

Ada teman yang menempelak, “Apa manfaatnya saudara ambil peduli leterannya?”