Sunday, September 25, 2011

Menanti


gugurnya buah giliran


ini pesan seorang teman,
“kita telahpun check-in
tarikhnya ─ pasti sudah
sekadar menunggu giliran
berangkat.


teman,
sehingga ke saat ini
kubelum jua berupaya
bilas segala pilu duka
nestapa ceruk batinku
menelan hakikat sesungguhya:
kau sudah tiada.


2.

tatkala kuamati
silaunya semerbak fajar
seperti biasa, hati tetap berbisik,
‘bahagialah, wahai teman’.

sesungguhnya:
kubegitu rindui
suaramu, hujahmu
hadirmu
begitu sekali ─ rindunya.


inikah maknanya:
kulelah menanti
saat gugurnya
buah giliran?



kassim muhamad
wangsa maju. kuala lumpur
25 September 2011.



No comments: