Saturday, May 9, 2009

Suatu ketika di zaman purba.

Suatu ketika di zaman purba, maka tibalah segerombolan rampuk ke Tanah Kedawung. Tatkala mereka terpandang sebuah istana lama yang dihuni sepasang suami isteri tua, si kepala rampuk teruja sekali dengan keindahan serta kemakmuran istana lama tersebut hinggakan tanpa disedarinya meneteslah air ludahnya.

Sekonyong-konyong berkata si Kepala Rampuk yang bersenjatakan keris telanjang berlok empat-enam:

"Apakah kalian fikir, apa yang sedang kufikirkan?" sabda si Kepala Rampok.

Maka berderai-derailah dekah seluruh gerombolan.

"Ya..Ya..tapi mesti ada kamu yang mau beresin dulu persoalan sama Pak Lurah"

"Asal Bapak sengang, tanggung beres Pak. Biar gua aja beresinn ....." demikian ampu Penolong Kanan Ketua Gerombolan (khabarnya berasal dari Daerah Goa).

"Hebat kamu Kitol, memangnya jagoan lu!!"

Diringkaskan ceritera, sepasang penghuni istana lama diberkas, diikat kaki tangannya. Mulut mereka disumbat kain buruk, sementara telinga pula ditutupi gabus penutup botol.

"Istana ini, milik kami bukan?" demikian sergah Ketua Gerombolan.

"Kamu setuju?"

Akhirnya sepasang suami isteri tua penghuni itu diusung keluar istana lalu dihumban ke kandang kerbau.

Setelah bebas segala ikatan, mereka pun protes sesungguh upaya bahawa istana mereka telah dirampok. Pak Lurah yang akhirnya dijemput hadir untuk selesaikan konflik, tiba-tiba membentak.

"Kenapa kamu tidak protes, jerit atau maklum pada saya?? "

"Kami dirampok Pak, diikat, ditodong Pak..Sungguh mati!!Dirampok!!"

"Ah, masak gitu??Kamu ngawur!! Mana bisa orang rampok istana orang???"

"Ya, betul Pak, percayalah. Kami dirampok."

"Nggak mungkin, ngak mungkin..." ujar Pak Lurah, lalu pergi.


"Dasar rampok...rampok..."


Sekarang seluruh penduduk desa menjadi takut. Seluruh penghuni desa tahu sekarang bahawa desa mereka sudah tidak aman lagi. Orang rampok istana di siang bolong. Wah, ini bisa celaka!!Mereka sangat marah. Sudah ada rampok yang menyerang desa. Awas Pak Lurah, awas loh kamu. Kamu tunggu pemilu nanti, kami humban ke kandang kerbau..


Rupa-rupanya bakal bermula sebuah lagi cerita baru...

Ya, ampun Pak Lurah, ya ampun.

Nota kaki:

"Kepala Rampuk" atau "Kepala Rampok" itu orangnya sama.

1 comment:

srikuala said...

apa pun cara cerita ini diolah namun ia perlu meninggalkan kesan kebencian yang mendalam kepada pimpinan yang rasuah dan kesedaran yang tinggi kepada pengundi-pengundi bangang yang secara bodohnya menaikkan para pemimpin yang merompak hartanya sendiri.