Monday, January 17, 2011

Sasterawan dan anak-anak muda


dinsman
Apakah yang ku cari pada puisi? (2)

Sesuatu yang tiada
melainkan pada puisi
itulah yang ku cari pada puisi

Puisi itu bahasa terindah
bahasa itu maknanya, ceritanya
untuk dinikmati, dihayati, dimesrai
dicintai, dirindui, ditiduri, diulang-ulangi
mencari puisi mencari mutiara di lautan
mencari puisi mencari cahaya dalam kegelapan
aku mencari sinar di tujuh petala langit
aku mencari cinta di tujuh belantara benua
kucari erti kucari maksud kucari ghairah
kucari indah kucari puas kucari bebas bahagia
kucari ilmu kucari pengalaman kucari kebenaran 
kucari misteri yang hilang
aku mencari diriku, aku mencari puisi
yang mekar segar yang liar

membawa aku kembara bersama
meneroka khazanah rahsia demi rahsia
menganalisa dengan ketajaman pisau minda
menyelami hingga ke dasar kedalamannya
asyik dengan mainan bahasa, imaginasi, fantasi
seperti bermain air jernih mengalir di rimba
atau mata air yang memancar-mancar
atau ombak di samudera menggulung-gulung
ke udara

Atau seperti matahari di waktu subuh
burung-burung putih berterbangan di atas tasik
atau seperti lagenda purba yang penuh hikmah
menjalar ke sudut-sudut tersembunyi
ke ruang-ruang yang dilupakan
mengejutkan yang tidur membangkitkan yang hak
aku mencari pemberani yang lama hilang
jebat yang sanggup memerahkan bumi melaka
dengan darah rakyat berjiwa hamba
atau anak-anak syahid di gurun gersang
sanggup meletupkan diri demi maruah
aku mencari seniman yang berani berdiri
berdiri di tengah-tengah rakyat
dengan kesenimanannya

Ketika manusia menjadi keliru haru-biru
orang-orang politik semakin buas merebut kuasa
tanpa peduli gejala sosial merosak anak bangsa
orang-orang bisnes semakin ganas mengumpul emas
tanpa peduli anak-anak remaja sesat bangsat
hari ini setengah abad kita bina tamadun baru
apakah yang kita capai sebagai manusia?

Mari kita bertanya - sejujurnya
dan menjawab - seikhlasnya
atau mari kita merayau-rayau dalam belantara diri

Ketika rasuah tipu rogol bunuh menggila
setiap hari menjadi mainan media berita
apakah ini yang kita cari dalam hidup?
Atau apakah seniman ini sejenis makhluk yang
tak berdaya berbuat apa-apa selain
membuntuti orang-orang politik dan
memeriahkan pesta orang-orang bisnes?

Puisiku adalah darahku airmataku
adalah puisi adalah suara hati nuraniku
bisikan lembut halus batin qalbu yang rahsia
adalah puisi adalah rimba belantara rindu
adalah puisi – gerak berani insan seniman
sentiasa hormat hargadiri biar apapun terjadi
puisi adalah puisi  
adalah bahasa yang tak kenal rasuah tak kenal penipuan
tak kenal penyelewengan tak kenal pura-pura atau
munafik atau bacul bangsat keparat - Ah!…
Mari kita letupkan sebutir bom di sini – Bom Puisi
membunuh semua bangsat keparat munafik itu


aku masih berpuisi, menikmati hikmatnya
mencari sesuatu yang tiada melainkan pada puisi
imaginasi fantasi mimpi menjadi realiti
mencari hakiki yang murni azali rabbani
aku mencari pemberani yang lama hilang
aku mencari jebat yang sanggup mengamok
aku mencari syahid yang kenal hakikat jihad
aku mencari seniman yang berani berdiri
seperti Kaab sanggup berkata benar
berdiri di tengah-tengah rakyat
dengan kesenimanannya

Malu aku menjadi seniman
kalau tak berdaya menyuarakan yang baik
untuk sesama umat manusia


(Dibaca Dinsman untuk anak-anak muda muda yang nyata iltizamnya menegakkan maruah dan harga diri...) 
 
______________________________________________________________


Ketika para teman bloger berkumpul di sebuah hotel di Kuala Lumpur, kami (Noordin Kaab, Dinsman dan saya) berada di Pahang Darul Makmur.  Di Kuantan kami menjadi tetamu anak-anak muda untuk bercakap tentang kebudayaan kebangsaan,  dan kata Faisal, ‘bagaimana mau memurnikannya.’  

Malamnya bertandang ke Kuala Pahang, tapak Sungai itu meluahkan segala isi perutnya ke laut.
Kuala Pahang itu sebahagian kenangan hidup yang sukar dilupakan.

Kuala Pahang, kau tetap ayu menawan.


ii.

Puisi di atas telah dideklamasikan oleh Dinsman di Taman Pertanian, Kuantan pada 16 Januari 2011.