Lagi heboh.
Dia teringat sembang-sembang teman-temannya di Menara TeatLot.
“Setiap hari mereka bercakap tentang kita. Mereka berkicau di beranda twitter, mereka mencoret, mereka mengisahkan semuanya di dinding-dinding maya yang wujud. Mereka mencoret di laman-laman web ─ dalam facebook, di pelbagai blog.
Malah mereka bercakap tentang kita di Gedung Keramat Pembuat Undang-undang!”
“Mereka bercerita tentang kita dan kondo!”
“Mereka bercerita tentang kita dan sumber protin yang sangat diperlukan!”
“Mereka berhujah tentang ternak, menternak, diternak dengan menggunakan modal-yang-tinggal-seluk-dan-kerekau-saja dari kantung negara!”
“Mudah!!!”
“Ya, cukup cekap!!”
“Cekup cekap, cekap cekup!!”
Tapi...
“Ada yang sudah risau dan bingung.”
“Kenapa?”
“Ada puting yang ─ katanya ─ semakin kering dan kekeringan.”
“Habis, camna?”
“Ada yang cadang supaya puting-puting penternak, diternak, menternak juga digunakan.”
Sesungguhnya, manusia tak pernah mati akal dalam hal fikir memikir. Dia terus jua meragut di daerah yang semakin dikawal rapi itu.
No comments:
Post a Comment