mengukur
kebaculan ―
bagaimana?
kata ibu,
segala nyawa punya rencam rasa; hiba, gembira, ria, sugul... resah.
kata ibu lagi,
bukit bukau tekun berzikir bicara ― ia melantunkan gema, menjawab setiap laungan.
kata ayah
pula, Nicol David dan dinding contoh teman akrab: Bola sentiasa marah-marah ― membidas, dan membidas ― setiap kali dibalun!
kutanya ayah ibu,
napa ia membatu
setiap kali dituduh, dipersenda, dicerca-nista segala?
bagaimana had@hudud
bacul dan kebanculan lelaki itu, disukat ukur?
No comments:
Post a Comment