Pak Herry Nurdy di Titi Hayun |
Ini bahan dipetik dalam kumpulan wasap Madrasah Seni:
Mengenang Tok Guru
Oleh Herry Nurdi
Oleh Herry Nurdi
Ulama itu spt lautan, luas lagi dalam. Dan dia mengirimkan murid-muridnya,
spt gelombang..., berterusan tak terputuskan, menuju pantai dakwah
Ulama itu memberikan hidupnya bagi kebaikan umat yg dibimbingnya, dan
mempertaruhkan lehernya bagi kezaliman yg dilawannya, semoga
Ulama itu, bersungguh dlm ibadah, tinggi manfaatnya, luas mendalam ilmunya,
dan sangat berani pada penyembah selain Allah Ta'ala
Ulama itu dikasihi umatnya, disayangi kaum berilmu, didamba para mujahidin
dan digeruni oleh orang-orang yg ingkar dan zalim
Ulama itu, lembut perangainya pd kaum beriman & tegas sikapnya pd orang
yg ingkar. Bkn sebaliknya, keras pd saudara tp mesra dgn yg ingkar
Ulama itu tidak saja tangkas saat mengajar di atas mimbar, tapi juga tidak
lamban mengatasi persoalan yg sdg menjalar jangkit dlm kehidupan
Ulama: tegas dalam membela kebenaran, gigih dlm memegang kejujuran, dan
unggul dalam sikap kasih sayang
Ulama itu zuhud, menganggap emas serupa dengan tanah, memikirkan ajal
seolah hadiah yg didamba. Bkn pencinta mobil mewah, astaghfirullah!
Ulama itu mengambil giliran paling belakang ttg hak dan perolehan, tapi
berdiri paling depan saat kewajiban dan perjuangan. Bukan sebaliknya
Ulama itu ilmunya menderas bagai hujan jika mengajar. Berterusan spt
gelombang dlm pengkaderan. Dan lembut seperti angin sepoi dlm bimbingan
Ulama itu menjadikan Allah sebagai hakim tunggalnya, alquran sebagai
panduannya, perilaku Rasulullah sebagai kompasnya. Dan umat sbg ladangnya!
Ulama itu selalu memikirkan bagaimana menyemai tanah dan menabur benihnya.
Tak pernah berpikir ttg apakah dia ikut menuai dan memanennya
Ulama itu tidak pandai berpura-pura di depan kuasa dan penguasa. Tidak
pandai mengeluh ttg dunia. Tidak pandai kagum pada gemerlapnya!
Ulama itu tak mudah tergoda kuasa, tapi disegani penguasa. Lemah lembut
pada umatnya, tp keras pd yg zalim dan menista agamanya
Ulama itu mengukur dirinya bukan dr banyaknya follower dan pengikut, tp dr
manfaat yg diberikan dan kebaikan yg diwujudkan, lain tidak
Ulama itu akan mengajar dengan sikap dan semangat yg sama, baik di depan
3000 orang ataupun di depan 3 orang sahaja
Ulama itu perahu ilmunya meluncur menerjang gelombang kebodohan, dan bukan
malah hilang arah di tengah perairan dangkal
Ulama itu hanya berdiam diri di depan kebenaran, dan agak bergerak ketika
berada di depan keburukan dan keingkaran, menolak kemaksiatan
Ulama tak pernah risau di mana tinggalnya, di rumah/di penjara, yg
membuatnya risau adalah, bgmn imannya?
Ulama itu mengagungkan sunnah seagung-agungnya, mengangkat pemikiran yg
tunduk pada iman, menginjak syahwat buruk sampai ke dasar
Jika orang lain sibuk membangun istana dan mengisinya, ulama sibuk meningkatkan
iman dan memperbaiki amal
Imannya paling teguh, lisannya paling fasih, amalnya paling tinggi,
kesadarannya paling jernih, sikapnya paling lembut, itulah ulama asli...
No comments:
Post a Comment