gugurnya buah giliran
ini pesan seorang teman,
“kita telahpun check-in”
tarikhnya ─ pasti sudah
sekadar menunggu giliran
berangkat.
teman,
sehingga ke saat ini
kubelum jua berupaya
bilas segala pilu duka
nestapa ceruk batinku
menelan hakikat sesungguhya:
kau sudah tiada.
2.
tatkala kuamati
silaunya semerbak fajar
seperti biasa, hati tetap berbisik,
‘bahagialah, wahai teman’.
sesungguhnya:
kubegitu rindui
suaramu, hujahmu
hadirmu
begitu sekali ─ rindunya.
inikah maknanya:
kulelah menanti
saat gugurnya
buah giliran?
kassim muhamad
wangsa maju. kuala lumpur
25 September 2011.
No comments:
Post a Comment