Parabel 428
Dalam novelnya
“The Decay of the Angel”, Yukio Mishima (halaman 118-119) menceritakan parabel
tikus yang membunuh diri untuk membuktikan yang ia seekor kucing. Ya, sang tikus membunuh diri untuk membukti suatu
‘hakikat’.
Sebenarnya 428
juga adalah hari bunuh diri yang cukup bersejarah di Malaysia. Kisah nyata bagaimana Singa Tua yang
sakit-sakitan, kurap-kurapan, melarat dan amat laih sekali mahu membuktikan
bahawa ia adalah Raja Rimba yang maha perkasa. Untuk membuktikan kemahaperkasaanya itu, dibunuh
segala hewan yang berhimpun di Dataran Merdeka.
Tak ada lagi bersisa; semuanya dibunuh licin oleh Sang Singa Tua yang
sakit-sakitan itu.
“Kau belum cukup
gagah!” teriak seekor sang kencil yang berjaya
menyelamatkan diri dari pembunuhan massal dengan bersembunyi di dalam tas
tangan importnya Bik Mama.
“Kenapa? Ayuh! Katakan
kenapakah aku tidak gagah?” pekik Singa
Tua yang sakit-sakitan itu. Darahnya
mendidih-didih.
“Siapa saja
tidak cukup gagah ― sekiranya
dia tidak mampu MENAWAN Sungai Gombak.”
hujah Sang Kancil.
“Apakah
maksudmu?”
“Kau hentikan
aliran Sungai Gombak.” jelas sang
kancil.
“Biar
kuhentikannya sekarang!!” pekik Sang Singa Tua lagi.
“Bukan
sekarang. Tuanku tunggu pabila Lembah
Kelang dilanda banjir.”
Kata yang
empunya ceritera, sehingga ke saat ini, Sang Singa Tua itu tak lagi kelihatan di
sekitar Dataran Merdeka.
No comments:
Post a Comment