Tuesday, February 12, 2013

Wiji Thukul: Puisi Menolak Patuh



Wiji Thukul, Aku Ingin Jadi Peluru, Indonesiatera, Magelang, 2004:193


Akan kubaca puisi-puisi sebegini di pelbagai khalayak marhein:  buruh, nelayan, pemandu teksi, petani, kaum guru pun mak-pak cik Felda...


“Puisi Menolak Patuh

walau penguasa menyatakan keadaan darurat
dan memberlakukan jam malam
kegembiraanku tak akan berubah
seperti kupu-kupu
sayapnya tetap akan indah
meski air kali keruh

pertarungan para jenderal
tak ada sangkut pautnya
dengan kebahagiaanku
seperti cuaca yang kacau
hujan angin kencang serta terik panas
tidak akan mempersempit atau memperluas langit

lapar tetap lapar
tentara di jalan-jalan raya
pidato kenegaraan atau siaran pemerintah
tentang kenaikan pendapatan rakyat
tidak akan mengubah lapar

dan terbitnya kata-kata dalam diriku
tak bisa dicegah
bagaimana kau akan membungkamku?
penjara sekalipun
tak bakal mampu
mendidikku jadi patuh”


17 januari 97.



No comments: